First Sight
21 September 2013
Hari itu hari yang benar-benar panas
Saking panasnya satu bayangan yang muncul di kepala ya cuma buat berendem di air.
Kemiliteran kedua, kita ga pakai sepatu pdl.
karena mayoritas sepatu kita rusak seusai kemil yang pertama.
Akhirnya kita kemil menggunakan sepatu olahraga.
Beberapa rangkaian kegiatan udh kita lewati.
Mulai dari apel pagi, lari keliing lapangan, sampai upacara lapangan lainnya.
Sampai akhirnya tiba senam senjata (ga pake senjata beneran sih).
Di fase ini gue udh bener2 lelah, lelah pikiran.
Lelah fisik, lelah batin juga kayaknya.
Seusai senam senjata, kami semua duduk mengelilingi pelatih.
Mendengarkan beliau menyampaikan motivasi.
Sebagian dari kami banyak yang tidak sanggup dan akhirnya tumbang.
Yang tumbang dibawa ke tenda pertolongan di dekat lapangan tenis.
Ada satu hal yang menarik perhatian.
Dari arah lapangan tenis, ada satu ekor taruni yang berjalan.
Berjalan di pinggir lapangan.
Ada juga sosok senior yang mendampinginnya dari belakang.
Dan yang enggak habis pikir ternyata taruni ini engga pakai sepatu..
Yang gue denger dari senior itu, ya biar dia cepet sembuh.
Tapi gila mennn, engga pake sepatu.
Fokus gue kembali ke pelatih, karena kalau ketahuan angop bakal disabet.
Sampai akhirnya taruni itu berjalan mendekati barisan kami.
Ternyata dia cantik...
Makan siang
(Sepertinya memasuki 3 minggu basis)
Makan siang kali itu jurusan gue telat turun.
Karena dosen yang mengajar baru mengusaikan kelas pukul setengah satu.
Saat memasuki ruang makan penanting sudah dalam posisi makan.
Piket 6 bilang ke ketua kelas kalau kami dipersilahkan mengambil makanan sendiri (prasmanan).
Sewaktu ingin mengambil nasi, gue papasan sama taruni yang waktu itu debus
Namanya safrina.
Sayurnya engga dimakan?
(5 minggu basis)
minggu siang, kami makan menggunakan pakaian kemeja kotak2.
belum lama ini program makan kami diubah.
Jadi taruna duduknya bersebrangan dengan taruni.
Waktu itu taruni duluan yang masuk.
Jadi taruni udh duduk kita taruna yang pilih mau duduk dimana.
Dari arah pintu ruang makan gue udh perhatikan mau duduk dimana.
Ternyata gue lihat si kaca mata.
Gue bergegas untuk duduk di depannya.
Yep, akhirnya gue duduk di depannya.
Orangnya flat, tanpa ekspresi.
Bahkan ketika gue ingetin kenapa sayurnya ga dimakan dia cuma diem.
Pas dia udh selesai makan, dan bergegas pulang.
Mug nya tertinggal, isinya makanan yang dibawa buat temennya yg sakit. (Ngetrup)
Gue agak ragu2 buat manggil, tapi bakal lebih susah kalau nganter itu ke wismanya.
Ya akhirnya gue panggil "Safrina!!"
dia nengok, dan gue kasih mugnya, ini ketinggalan.
Dia cuma bilang makasih, dengan muka yang masih super flat.
Di poli bareng
(satu minggu sebelum pembaretan)
satu malam sebelumnya gue jatoh di lorong wisma.
dan kaki gue bengkak.
di samping gue ada si kacamata itu.
Kayaknya dia sakit juga.
iya lah kalau ga sakit ngapain kesini.
Setelah semua taruna/i yang sakit selesai menerima pengobatan kami bergegas pulang ke wisma.
Satu hal yang perlu diingat kalau habis dari poli ya fotocppy surat sakitnya.
pas udh mau sampe kantin tengah, gue tanya ke si kacamata.
ga mau fotocopy surat sakitnya?
dan kampret dia malah jalan terus ke arah wisma.
Yaudah gue fotocopy surat itu sendirian.
Longmarch.
ini pas saat turun gunung seusai kegiatan pembaretan.
Kami semua longmarch sambil bernyanyi.
ada satu kejadian dimana satu pleton ga nyanyi dan dihukum pelatih.
Seketika barisan jadi berantakan karena takut sama pelatih.
Dan ternyata si kacamata ada di belakang gue.
gue mau ngajak ngobrol, tapi gue takut dicuekin lagi, kayak beberapa kejadian sebelumnya.
tiba2 tauzi (tede gue) nanya ke gue, ted tolong bawain dulu ponco gue dong, soalnya tas gue penuh.
oke ted sini gue bawain.
dan tiba-tiba dia narik2 tas gue.
iya dong bawain tas gue soalnya berat.
gue jawabin "ih males banget, pasti berat juga kayak badan lu yang gede"
ih enak aja.
terus gue tanya lagi "emang kenal nama gue siapa?"
ternyata dia kenal "tau kok, dhieka tak kan?"
gue seneng banget ternyata dia kenal gue.
tadinya gue mau bawain tas gue, tapi takut di ciein sama tauzi.
akhirnya gue bilang, engga ah males berat. bawa sendiri aja hehe.
(btw belakangan gue tau kalau dia ternyata tau nama gue dari nametag yg ada di tas gue -.-)
di spot pemberhentian pembaretan gue ketemu lagi sama safrina.
gue ledekin dia eh gue abis makan gorengan dong.
dia bilang ah curang ga bagi2.
bodo :p.
dari situ gue selalu merhatiin dia.
mau banget ngobrol2 banyak sama dia tapi lagi kumpul daerah.
iya dia anak sulawesi, perkumpulan celebes.
agak ngeri kalau sama mereka.
*if you know what i mean
Singkat cerita liburan udh mau tiba.
Pas turun dari kelas gue ketemu sama dia.
dan gue nanya, nanti pulang kampung saf?
iya dik.
oiya jangan lupa oleh2 ya hehe, eh saf minta akun twitternya dong.
gue kasih kertas dan pulpen, diapun tulis usernamenya.
nanti follback ya saf hehe.
Person in this story
21 September 2013
Hari itu hari yang benar-benar panas
Saking panasnya satu bayangan yang muncul di kepala ya cuma buat berendem di air.
Kemiliteran kedua, kita ga pakai sepatu pdl.
karena mayoritas sepatu kita rusak seusai kemil yang pertama.
Akhirnya kita kemil menggunakan sepatu olahraga.
Beberapa rangkaian kegiatan udh kita lewati.
Mulai dari apel pagi, lari keliing lapangan, sampai upacara lapangan lainnya.
Sampai akhirnya tiba senam senjata (ga pake senjata beneran sih).
Di fase ini gue udh bener2 lelah, lelah pikiran.
Lelah fisik, lelah batin juga kayaknya.
Seusai senam senjata, kami semua duduk mengelilingi pelatih.
Mendengarkan beliau menyampaikan motivasi.
Sebagian dari kami banyak yang tidak sanggup dan akhirnya tumbang.
Yang tumbang dibawa ke tenda pertolongan di dekat lapangan tenis.
Ada satu hal yang menarik perhatian.
Dari arah lapangan tenis, ada satu ekor taruni yang berjalan.
Berjalan di pinggir lapangan.
Ada juga sosok senior yang mendampinginnya dari belakang.
Dan yang enggak habis pikir ternyata taruni ini engga pakai sepatu..
Yang gue denger dari senior itu, ya biar dia cepet sembuh.
Tapi gila mennn, engga pake sepatu.
Fokus gue kembali ke pelatih, karena kalau ketahuan angop bakal disabet.
Sampai akhirnya taruni itu berjalan mendekati barisan kami.
Ternyata dia cantik...
Makan siang
(Sepertinya memasuki 3 minggu basis)
Makan siang kali itu jurusan gue telat turun.
Karena dosen yang mengajar baru mengusaikan kelas pukul setengah satu.
Saat memasuki ruang makan penanting sudah dalam posisi makan.
Piket 6 bilang ke ketua kelas kalau kami dipersilahkan mengambil makanan sendiri (prasmanan).
Sewaktu ingin mengambil nasi, gue papasan sama taruni yang waktu itu debus
Namanya safrina.
Sayurnya engga dimakan?
(5 minggu basis)
minggu siang, kami makan menggunakan pakaian kemeja kotak2.
belum lama ini program makan kami diubah.
Jadi taruna duduknya bersebrangan dengan taruni.
Waktu itu taruni duluan yang masuk.
Jadi taruni udh duduk kita taruna yang pilih mau duduk dimana.
Dari arah pintu ruang makan gue udh perhatikan mau duduk dimana.
Ternyata gue lihat si kaca mata.
Gue bergegas untuk duduk di depannya.
Yep, akhirnya gue duduk di depannya.
Orangnya flat, tanpa ekspresi.
Bahkan ketika gue ingetin kenapa sayurnya ga dimakan dia cuma diem.
Pas dia udh selesai makan, dan bergegas pulang.
Mug nya tertinggal, isinya makanan yang dibawa buat temennya yg sakit. (Ngetrup)
Gue agak ragu2 buat manggil, tapi bakal lebih susah kalau nganter itu ke wismanya.
Ya akhirnya gue panggil "Safrina!!"
dia nengok, dan gue kasih mugnya, ini ketinggalan.
Dia cuma bilang makasih, dengan muka yang masih super flat.
Di poli bareng
(satu minggu sebelum pembaretan)
satu malam sebelumnya gue jatoh di lorong wisma.
dan kaki gue bengkak.
di samping gue ada si kacamata itu.
Kayaknya dia sakit juga.
iya lah kalau ga sakit ngapain kesini.
Setelah semua taruna/i yang sakit selesai menerima pengobatan kami bergegas pulang ke wisma.
Satu hal yang perlu diingat kalau habis dari poli ya fotocppy surat sakitnya.
pas udh mau sampe kantin tengah, gue tanya ke si kacamata.
ga mau fotocopy surat sakitnya?
dan kampret dia malah jalan terus ke arah wisma.
Yaudah gue fotocopy surat itu sendirian.
Longmarch.
ini pas saat turun gunung seusai kegiatan pembaretan.
Kami semua longmarch sambil bernyanyi.
ada satu kejadian dimana satu pleton ga nyanyi dan dihukum pelatih.
Seketika barisan jadi berantakan karena takut sama pelatih.
Dan ternyata si kacamata ada di belakang gue.
gue mau ngajak ngobrol, tapi gue takut dicuekin lagi, kayak beberapa kejadian sebelumnya.
tiba2 tauzi (tede gue) nanya ke gue, ted tolong bawain dulu ponco gue dong, soalnya tas gue penuh.
oke ted sini gue bawain.
dan tiba-tiba dia narik2 tas gue.
iya dong bawain tas gue soalnya berat.
gue jawabin "ih males banget, pasti berat juga kayak badan lu yang gede"
ih enak aja.
terus gue tanya lagi "emang kenal nama gue siapa?"
ternyata dia kenal "tau kok, dhieka tak kan?"
gue seneng banget ternyata dia kenal gue.
tadinya gue mau bawain tas gue, tapi takut di ciein sama tauzi.
akhirnya gue bilang, engga ah males berat. bawa sendiri aja hehe.
(btw belakangan gue tau kalau dia ternyata tau nama gue dari nametag yg ada di tas gue -.-)
di spot pemberhentian pembaretan gue ketemu lagi sama safrina.
gue ledekin dia eh gue abis makan gorengan dong.
dia bilang ah curang ga bagi2.
bodo :p.
dari situ gue selalu merhatiin dia.
mau banget ngobrol2 banyak sama dia tapi lagi kumpul daerah.
iya dia anak sulawesi, perkumpulan celebes.
agak ngeri kalau sama mereka.
*if you know what i mean
Singkat cerita liburan udh mau tiba.
Pas turun dari kelas gue ketemu sama dia.
dan gue nanya, nanti pulang kampung saf?
iya dik.
oiya jangan lupa oleh2 ya hehe, eh saf minta akun twitternya dong.
gue kasih kertas dan pulpen, diapun tulis usernamenya.
nanti follback ya saf hehe.
Person in this story