Saturday, September 29, 2018

Menikmati Film 3D Ala Anak Kos


Hari jumat kemarin selama di kelas gue mikir.
Kemana gue akan mengabiskan malam minggu nanti.
Ya, akhirnya terlintas pikiran untuk menonton film.
Pergilah gue ke salah satu website penyedia film terlengkap, termutakhir sejagat raya ini.
Sebut aja yipitorrent.

Ternyata udah banyak film baru yang keluar.
Tapi gue mau nyari yang greget, duh apa yaa.
Kemudian gue pilih film secara random.
Terpilih lah fratpack dan Love simon.
Tapi itu film konvesional dengan kualitas BR720.

Gue terdiam, sampai waktu jumatan hampir tiba.

Sepulang dari masjid menuju kelas ada bercandaan diantara gue dan anak2.
yang menstimulus gue untuk mendownlad film dengan fitur 3D, waaa boleh juga tuh.
Sesampainya di kelas, tanpa lama dan tanpa ragu langsung gue download.
Gue download Jurassic World (2015), karena yang 2017 nya gue udh punya dengan format biasa.

Dalam ekspektasi gue, malam minggu kali ini bakal keren se keren2nya dah.
Pulang dari kampus gue mampir ke toko buku buat beli plastik sampul jilid.
Tentunya plastik itu adalah bahan untuk buat kacamata 3D.
Kacamata yang wajib digunakan untuk nonton film 3d.

Sabtu Pagi...
Pagi ini gue olahraga, walaupun secara harfiah setiap hari gue olahraga kok.
Jalan dari kos ke kelas kalau diakumulasi pulang pergi mungkin sampe 2km lah ya.
Tapi itu ga termasuk kalo gue naik Tayo sih.

Sesampainya di lapangan olahraga Unila ada ramai-ramai disana.
Dan ternyata lagi ada event, lomba roket untuk anak SMP-SMA.
Hufff, sungguh oh sungguh.
Akhirnya gue sama abang-abang lari ngelilingin jalan yang memutari lapangan bola.
Ya secara hitung-hitungan jaraknya lebih panjang dibanding muterin track lari yang ada.
Tapi secara feel agak kurang gimana gitu.
Next time semoga bisa.

Sabtu Siang..
Sesampainya di kos, gue langsung menjalani rutinitas sebagai anak kos.
Yap, nyuju (nyuci baju).
Beres nyuci baju gue langsung garap pembuatan kacamata 3D yang bakal gue pake nanti malam.
untuk framenya gue pake map bekas yang sebenernya belum bekas-bekas banget sih.
Padahal map itu masih dipake buat nyipen berkas penting dan lain2 haha.
Gapapa ya map aku pinjam sebagian dari dirimu, semoga bermanfaat.

Dan taraaaaaa~ ini lah hasilnya

Thursday, September 27, 2018

Distraksi


Gue tertarik sama judul tulisan ini.
gue mendengarnya di sebuah lagu dara cantik bernama Danilla.
Siapa itu Danilla?
Really u don't know about her?
i'll tell you later.

Gue cari di KKBI ternyata enggak ada.
It's mean bahasa ini masih termasuk kata serapan.
Yang belum resmi jadi kata dari bahasa Indonesia.

Baiklah, kemudian gue cari di kamus bahasa inggris.
Ternyata Kata Distraksi berasal dari Distract.
Yang berarti pengalihan, hambatan, halangan, larangan.

Sekarang gue udah siap buat nyeritainnya, karena konsep tentang distraksi sudah kita sepakati.

Seberapa sering elo mendapat distraksi di dalam hiduplu?
Gue? Ya, sering.
Dan yang paling sering mengakibatkan hal itu adalah pikiran gue sendiri.
Dulu gue masih terlalu banyak mikir sebelum melakukan sesuatu.
Akhirnya cuma planing-planing sampah yang ada.
No more action i can do, just planning always do.
Ini lebih masuk ke konsep pencegahan sih.

Thursday, September 13, 2018

Kepentok Mood


Rasa bosan membukakan jalan mencari peran.
Keluarlah dari perut teman,

Hahaha, masih pagi udh serius bro.
Mari kita sama-sama mengendurkan jaringan2 yang ada di dalam otak.
Agar oksigen bisa keluar masuk dengan lancar tanpa hambatan.

Hemm zona nyaman ya.
Gue juga agak bermasalah sama dia.
Mungkin biar lebih jelasnya baca dulu tulisan gue yang ini The Transit, dan juga yang ini Bara Ciek Uda?
Karena sedikit disinggung disitu hehe.

Kenapa sih kita tetep stay di zona nyaman?
Kenapa ga segera melakukan perubahan dan pergerakan.
Agar bisa menuju ke titik yang lebih baik.
Salah satunya mungkin karena "Kepentok Mood".

Ya, walaupun gue merasa bahwa diri gue selalu punya semangat yang meledak2.
Bukan berarti gue ga punya masalah sama yang namanya mood.
Menurut kalian mengganggu gak sih datang perginya si mood ini di waktu yang engga tentu?

Ya, menurut gue agak sedikit mengganggu.

Udah gitu yang nyebelinnya, terkadang si mood ini dateng di akhir2 waktu.
Misalnya deadline pengumpulan tugas.
Bukan engga jarang lho tugas yang diberikan dikasih satu minggu sebelumnya.
Tapi dikerjain tepat malam sebelum besoknya dikumpul.
Haha, ada juga yang bilang itu The Power of Kepepet.

Mungkin ada seni dibalik semua itu.
Mungkin sense of degdeg an nya muncul.
Tapi menurut gue ga sehat.
Dan gue termasuk orang yang begitu juga -.-

Pernah juga udah dikasih tugas, dan saat dikasih tugas itu bayangan2 untuk mengerjakan tugas muncul di kepala.
Tapi Setibanya di rumah/kost, ilang lagi tuh semua.

Ada beberapa hal yang gue lakukan untuk mensiasati mood yang tiba2 hilang.
Misalnya Mendengar lagu, Nonton Film, Ngemil, atau Bahkan Tidur.
Sebenernya yang paling efektif ya tidur, cuma kadang sering kebablasan hahaha.
Bukannya ngebalikin mood, malah ngeskip ngerjain tugasnya.

Kendala mood ini gue alami bukan cuma saat ngerjain tugas.
Tapi dalam kegiatan gue ngeblog, juga masih didasari oleh mood yang pasang-surut.
Gue bersyukur sih, belakangan ini mood lagi baik.
Dia selalu hadir dan menemani untuk gue tetep nulis di blog.
Harapannya dia ga kemana-mana biar gue keep writing.

And then, bagaimana cara kalian untuk menghadirkan kembali mood saat dia dibutuhkan?

NB: Kalau gak salah pak Soekarno ya yang pernah bilang kalimat ini.
"Perjuangan saya lebih mudah dari perjuangan kalian di masa depan.
Sebab kami melawan bangsa asing, dan kalian melawan bangsa sendiri. (diri sendiri)"
Maaf ya mood udah nyalahin kamu karena banyak hal yang tertunda.
Sebenernya bukan karena kamu, tapi kitanya aja yang males.

Sekian~

Saturday, September 08, 2018

Mie Goreng



Tenang aja, ini bukan tulisan sedih,
karena yang sedih sedih tempatnya bukan disini.

Jadi ceritanya gue kangen sama mie goreng.
Sengaja gue ga sebut merk, karena gue ga dibayar juga :p.
Udah satu bulan gue ngekos dan belum pernah gue makan mie goreng (mie instan).
Baru aja malem ini kesampean.
Pernahh si waktu masih masa orientasi, itu juga masaknya di rumah om roby.
Tapi ga gue masukin hitungan karena belum masuk periode gue ngekos.

Dulu sewaktu gue masih di asrama gue ga terlalu mikir soal keuangan.
Terutama untuk urusan perut, karena udah dijatah sama negara.
tiga kali sehari, empat sehat lima sempurna.
Ya, walaupun kadang bosen sama lauk yang disediakan ruang makan (loligo).
Disitulah bagian kurang bersyukurnya gue.

Dulu juga sewaktu masih asrama gue sering sering lihat meme tentang anak kost.
Dan gue nilai mereka agak hyperball sih, yang katanya tiap tangga tua makan mie.
Satu bungkus mie buat dimakan tiga kali dalam sehari.
Sarapan Pakai Kuahnya setengah,
Makan Siang Pakai Mie nya Setengah,
dan Makan malam pakai sisaan setengah dari mie dan kuah yang dimakan pagi.
Ada juga berbagai macam model yang bisa kalian temui di internet.

Setelah gue masuk ke dunia anak kost.
Gue mulai teliti soal keuangan, ya memang berat.
Yang awalnya sudah disediakan negara, tinggal makan.
Sekarang benar-benar me manage dari 0 sampai selesai.

Tapi ada satu yang gue garis bawahi.
Sisi keuangan emang gue press habis.
Tapi makan mie instan bukan pilihan terakhir buat gue.
Ada beberapa strategi yang juga hemat dan juga sehat.

1. Masak nasi sendiri
Emang agak ribet,  tapi ini bener2 mangkas biaya hidup.
Untuk 1 kg beras di lampung berkisar 10rb - 12 rb.
1 kg bisa buat 4 hari, dan seharinya makan 3 kali.
Kalau dihitung untuk satu kali makannya gue ngeluarin 1000 rupiah untuk sepiring nasi :).

2. Beli sayur dan Lauk eceran.
Lalu sayur, disini banyak rumah makan yang bisa kita ecer beli sayur atau lauknya aja.
Kalau sayur gue ngeluarin 3000 rupiah per hari, bisa dimakan 3 kali.
Lauk pauk bervariasi mulai 1000-3000 rupiah per jenis lauk.
Hitungan Kasarnya gue ngeluarin sekitar 10rb per hari untuk 3 kali makan.
Dan 3300 rupiah per sekali makan.

See? dibanding beli mie instan dengan harga 2500 per bungkus.
Dan dengan cara masak yang mungkin cuma direndam dengan air panas.
Dan juga harga yang ga beda jauh dengan rincian lauk diatas.
Gue sih gamau ngorbanin kesehatan gue dengan terus mengkonsumsi mie instan hampir setiap hari.
Ditambah lagi temen kuliah gue skrg rata2 background s1 nya TekPang (Teknologi Pangan).
Yg lebih paham tentang gitu2an, jadi nya gue milih hidup sehat deh.

Sekian tulisan dari gue, Itung2an ongkos makan diatas untuk area bandar lampung.
Mungkin bisa jadi lebih murah di daerah kalian :D.
Tetap semangat pejuang Kos, semangat menjalani hidup.
Semangat juga untuk segera menuntaskan kuliah nya.
Jangan Lupa Bahagia.

Thursday, September 06, 2018

The Transit


6 September 2018
Hari ini tepat satu tahun gue di wisuda.
Kalau ditanya apa yang udah gue dapat dalam setahun ini, gue blm bisa jawab banyak.
Gue juga belum bisa menunjukan apa2.
But after all, sekarang gue sedang menikmati proses masa persinggahan (Pendidikan Profesi Guru Prajabatan 2018).

Menikmati proses adalah kebahagiaan alami yang kita dapatkan.
Engga semua orang bisa melalui masa ini.
Karena masih banyak yang salah menafsirkan suatu rumus.
do what u love and love what were u doing.

So what u get after ur graduation?
Seberapa penting besaran yang kita dapat?
Kalau cuma untuk dinikmati sementara, fana.

Baru-baru ini gue sedang memahami konsep memberi.
Sebelum memberi kita harus tau apa yang kamu punya.
Karena erat kaitan antara memberi dengan memiliki.
Kemudian bagaimana kamu memberinya?
Apakah target pasarnya sudah sesua?
Berarti kamu harus punya banyak hal sebelum kamu bisa memberi nya.
Apapun itu.

Sekarang kalau ditanya tentang idealisme.
Banyak lulusan perguruan tinggi yang menjual realitas dirinya kepada titik idealis.
Kalau bahasa ngetrennya, stay in the safe zone.
dibalik semua itu ada satu yang terus gue pertahankan.
Hidup untuk mencari bahagia, dan membahagiakan.

Singgah.