Tuesday, June 08, 2021

Tiba Masa Tiba Akal

Budaya kerja dadakan sunggguh membuat gue sangat kesal, alih-alih doktrin abdi negara harus siap kapanpun ditugaskan dan harus mampu menyelesaikan tugas. Padahal, yang kerap terjadi di lapangan list-list pekerjaan itu sudah ada sejak lama, namun karena panjangnya birokrasi membuat perintah itu turun ketika sudah mendekati deadline. Hasilnya, pekerjaan tidak maksimal selesai. Maka sangat sering kita melihat di lapangan hasil-hasil proyek dayang sumbi yang dilihat saja pun rasanya iba.

Man! Belanda datang ke indonesia bukan semata keisengan belaka. Riset kenapa harus Indonesia mungkin sudah dilakukan hingga puluhan tahun. Tidak serta merta (tokoh belanda) yang sedang asik nongkrong di warung kopi tertiba nyeletuk ke teman tongkrongan "kayaknya indonesia oke cuy" seketika setongkrongan setuju besoknya langsung cabut ke indonesia dan berhasil menjajah 350 tahun lamanya. 

Begitupula dengan Jepang, dalam pelancaran aksi bombardir "pearl harbour" mungkin sudah dipikirkan matang walaupun pada akhirnya terkena serang balik yang mengakibatkan hirosima juga nagasaki hancur lebur.

Indonesia seakan terlalu terinspirasi oleh kisah rakyat yang sudah terlalu menjamur. Alih-alih sangat bersemangatnya Sangkuriang ingin menikahi dayang sumbi, hingga akhirnya menerima tantangan untuk membuah perahu yang sangat besar dalam waktu semalam. 

Kisah heroik itu semakin membuat Indonesia yakin bahwa Sangkuriang aja bisa kok buat proyek besar itu selesai dalam satu malam. Apalagi cuma tugas-tugas kecil, yok kamu bisa yok!

Diluar konteks itu semua, gue jadi penasaran. Apakah Sangkuriang pada saat itu juga menyemangati dirinya dengan berteriak "yoo bisa yoook" hahaha.

Salam Dadakan!

Monday, June 07, 2021

Konsep Cinta

Konsep cinta yang sangat gue setuju dicetuskan oleh dochi, yang kira-kira seperti ini.
"Cinta merupakan kasih, memberi. jadi jangan berharap menerima".

Dalam perjalanannya, cinta pasti diselimuti oleh pengorbanan. Maka, sangatlah bijak jika kamu tidak membeberkan berdarah-nya elo dalam perjuangan itu.

Cinta kadang tidak perlu diutarakan, karena gue sempet percaya. Bukan cinta jika diutarakan.

Cinta berbeda dengan sayang, kalau sayang masih ada tawar-menawar di dalamnya. Aduh pengen beli sepatu, tapi sayang ah yg lama juga masih bisa dipake. Sayang, terdapat transaksi di dalamnya. Jika cinta? Ikhlas dalam memberi, tanpa berharap kembali.

Kemudian dalam pernikahan apakah cinta dibutuhkan? Jelas iya, namun ada suatu hal yang jauh diatas cinta dalam mempertahankan kehidupan setelah menikah. "Nyaman".

Cinta bisa naik turun, berfluktuasi. Kerap juga dipengaruhi oleh endorfin, dopamine, mungkin juga kafein di dalam tubuh. Sementara rasa nyaman bisa dipertahankan dengan perlakuan-perlakuan elo terhadap pasangan.

Selalu membuat nyaman pasangan elo, akan menjamin cinta itu terjaga di dalamnya.
Kalau cinta adalah Visi, maka Nyaman adalah Misi.

Anggap saja konsep cinta yang kita bicarakan ini sudah sama. Give and not hope to get it back.

Fase tersulit dalam mencinta adalah harus merelakan ia pergi. Bersama orang lain atau yang terpahit pergi seutuhnya dari bumi ini. Melihat ia bahagia disana merupakan hakikat kebahagiaan dari mencinta. 
Sedih pasti, berlarut? Kurang tau deh, sebab kemampuan bertahan tiap orang atas serangan-serangan hal tak terduga itu berbeda. 
Tapi, ketika sudah betul memahami konsep cinta dalam berita acara ini harusnya kita sudah siap atas segala kemungkinan yang terjadi, bahkan yang terburuk.

Paras, Lekuk badan akan termakan seiring jalannya waktu. Hidung mancung, pipi kencang, dagu tegas akan mengendur. Lekuk badan bak gitar spanyol pun akan mengembang layaknya bas betot nan bulat.
Bukan karena ini, jika cinta didasari ini jangka kadaluarsanya tidak butuh waktu yang lama.

Memiliki kesukaan yang sama, musik, buku, makanan. Pada dasarnya manusia merupakan makhluk yang cepat bosan, satu-dua hal yang sama dimiliki mungkin hanya kebetulan. Lagipula ilmu cocokologi memang sangat kontras, apalagi di masa pendekatan. Seakan semua cocok aja gitu.

Paras Wajah, lekuk badan, memiliki kesukaan yang sama tidak lagi menjadi trigger dalam mencari pasangan buat gue, sudah basi hal-hal itu. Isi  kepala yang ternyata jauh luar biasa dari hal-hal sebelumnya membuat gue orgasme lebih sangar, lebih lama dan liar.

Jika suatu saat nanti dipertemukan dengan sosok dengan isi kepala yang luar biasa nan seksi, tentu dan pasti gue akan menjaganya. Lalu bagaimana dengan konsep cinta yang sudah gue tulis panjang kali lebar dalam berita acara ini? yaa tentu akan juga gue terapkan. Jika ternyata kembali lagi bukan dia orangnya, anggap saja ada orang lain yang berjuang, berdoa, dan memiliki aliran cinta lebih deras dari yang gue punya.

Saturday, June 05, 2021

Berita Kehilangan

Tulisan ini tidak ada sangkut pautnya dengan salah satu band folk indie yang agaknya pernah mengaku yang paling metal.
Sama sekali tidak. 

Setiap mendengar berita duka, dalam pikiran gue hanya satu. Apakah gue akan mengalami rasanya kehilangan? atau malah gue yang menghilang lebih dahulu.

Sejauh itu, selama mendengar berita kehilangan. Yang gue lakukan selalu memberi semangat "yang sabar, didoain selalu, bo/nyok elu udah tenang di surga"
gue yang berlaga seperti si paling empati nampaknya salah besar.

Hal itu gue sadari ketika gue sendiri yang akhirnya mengalaminya.
Akhir tahun 2018, kolom pesan whatsapp maupun medsos lainya penuh dengan ucapan-ucapan diatas. 
Ada beberapa yang berbeda, setelah gue identifikasi. Pesan-pesan yang bentuknya berbeda berasal dari orang yang sudah kehilangan lebih dahulu.

Sabar ya dik..
iya gue tau gue harus sabar, karena cuma itu yang gue punya..
Nyokap elu udh ada di surga dik..
Makasih, tapi faklah. Tanpa elu kasih tau gue udah tau..

Jaga kesehatan dik, tidur dicukupin, sholat. doain mamahnya.
Makasih lho, walaupun gue tau gue pasti doain mamah, tapi rasa empati yang sebenar nya gue rasain di pesan ini.

Entah gue yang terlalu perasa atau bagaimana, itu yang gue rasakan. Sangat aneh aja kalo disuruh sabar.. Kalo disuruh jangan berlarut... Kalo disuruh Jangan Sedih..

Siapa yang tidak akan sedih, kemudian berlarut dan siapa yang tidak bisa menggunakan sabarnya ketika kehilangan orang yang dicinta, sangat dicinta.
Seorang yang menemani gue dari masih seukuran botol air mineral kemasan.
Hingga berkumis dan bisa membuat lawan jenis jatuh hati.

Even presiden pun nangis kok pas Ibu-nya meninggal. Orang nomor 1 di Negeri ini.

Dari situ, setiap mendengar berita kehilangan. Bukan pelit atau bagaimana. Gue memilih lebih baik diam, bahkan memutuskan untuk tidak dulu menghubungi dalam waktu dekat.
Bagus-bagus kalau jaraknya bisa gue tempuh, lebih baik gue datang dan ajak ngobrol. Mungkin saja bisa sedikit membawa perasaan tenang dan menghibur.

Guepun menghindari untuk bertanya 5W+1H mengenai kematian orang tersayang yang bersangkutan. Tunggu saja sampai dia yang bercerita, itupun biasanya gue tahan. Atau gue alihkan kepembicaraan lainnya.

Kepada siapapun yang pernah mengalami kehilangan dan membaca tulisan ini. Elu ga sendiri, dan sangat banget percaya kok kalp orang tersayang kita ini sudah di surga dan bangga dengan apa yang bisa kita capai setelah kepergiannya.

Kepada Kamu yang Akan Menemaniku di Masa Nanti...

Hai Kamu, aku tidak tahu apakah kita sudah bertemu atau belum?
Sudah ataupun belum, semoga itu tidak terlalu berarti.

Karena menurutku, saat ini aku pun masih dalam proses membentuk diri.
Aku percaya kamu sabar hingga saatnya tiba kita dipertemukan.
Jikapun kamu sekarang sedang bersama yg lain, akupun berharap besar itu juga bagian dari proses pembentukan dirimu.

Pesanku, jangan sakiti dia. Biar saja kamu yang disakiti olehnya, karena supaya tidak ada perasaan dendam darinya. 
Juga supaya ada alasan aku hadir untuk menyembuhkan lukamu yang dibuatnya.

Aku akui sangat bercanda diriku ini, dalam kondisi serius seberusaha keras aku untuk bisa serius. Jangan khawatir aku tidak akan menghadapi hal serius dengan tertawa. 
Aku percaya kamu, maka beri kesempatan untuk aku bisa kamu percaya.

Aku yang terlalu main-main, jangan khawatir ketika kita nanti menghadapi hal penting aku malah perankan permainan petak umpet. Aku percaya kamu, izinkan aku ada untuk dipercaya.

Dhiekss, June 2021

Titik Berangkat

Semua org berangkat dari koordinat yang sangat unik, sangat mustahil berbeda orang berangkat darj titik yang sama.
Maka percuma jika mencoba untuk terus membandingkan pencapaian tiap-tiap orang, apalagi sudah tau berangkat dari titik terendah malah leyeh-leyeh di perjalanan.
Hidupmu sungguh merugi.

Hal yang sangat adil untuk dibandingkan adalah diri kita sendiri, bagaimana diri kita sebelum dan di saat sekarang.
Tentu akan ada kurva yang terlihat, pun bergantung bagaimana proses yang kita juga perjuangkan.

Gue sendiri bersyukur, walaupun berangkat dari titik yang lumayan mendekati permukaan.
Namun banyak pelajaran karena di tengah jalan sempat dibanting sangat keras hingga membentur dasar.
Mungkin ada hal-hal yang ingin sekali gue buktikan ke khalayak kalo gue bisa. dan yak gue bisa.
Padahal Isyana Sarasvati pernah bilang dalam lagunya yg berjudul "keep being you"
i dont need you to prove, just keep beeing in you.
hehe komedi.

Satu hal yang sangat ingin gue sampaikan.
Saat di perguruan tinggi, gue mungkin menjadi salah satu tolak ukur kegagalan mahasiswa. Dalam hal apapun.
Sampai saatnya gue buktikan bisa berdiri tegak di titik ini.
As simple as, i let people see me in just one eye until they are really underestimated me. Nah kalo udh di fase itu gue bilang dengan lantang "this is my show time".

Tolak ukur kegagalan bukan tidak sengaja gue buat dalam persona gue sebagai mahasiswa dahulu.
Gue yang sudah terlalu muak dengan atmosfir perkuliahan dikala itu, bagaimana tidak muak?!. Sikut-sikutan kerap terjadi disana, sangat tidak sehat.
Semua seakan berlomba menjilat para-dosen untuk mendapat nilai terbaik.
Nilai itu hanya sebuah angka, bukan berarti akan membantu elo dimasa yg akan datang.
It was just score, it can't lift up ur life unleash urself fight for it.

Silahkan untuk tidak setuju, karena ini hanya sebuah uraian keresahan dari seorang yang sedang sangat mengantuk.

Sekian, chilll!

Sunday, May 02, 2021

From The Archive #191 - Menjadi Seorang Guru


 Permisi, mau ngasih kalimat pembuka nih.

"Gue percaya, kalo tuhan udah kasih sesuatu ke kita itu berarti kita bisa untuk menjaganya, bisa untuk memperjuangkannya. Jangan malah jadi jiper hihi"


Dari sd sampe lulus smk gapernah terpintas sedikitpun kalo gue bakal jadi guru,

ngebayanginnya aja kayaknya berat banget.

Walaupun, sewaktu diujung masa pendidikan SMK gue pernah dipanggil salah satu guru gue dan beliau berpesan.

"Dika, lanjutkanlah pendidikanmu, kejar semua beasiswa yang ada. Ketika sudah lulus, kembali lagi ke sekolah ini."

Pada waktu itu gue engga terlalu mengiyakan pesan guru gue, karena mungkin masih dirandung rasa kecewa ya.


Kenapa kecewa dik?

jadi waktu itu gue mengikuti suatu kompetisi tingkat provinsi.

Gue finish di urutan dua, kemudian saat pembagian piala diumumkanlah bahwa beberapa mata lomba akan dilombakan ulang karena antara juara 1 dan 2 nilainya beda tipis.

Disinilah gue mulai bangkit untuk terus berlatih dan mempersiapkannya.

Namun, setelah gue mantab dan selesai mempersiapkan terdengar kabar kalau lomba ulang dibatalkan.

Sumpah nyesek banget, mulai dari situ gue ga percaya sama orang dewasa bisa menyelesaikan masalah.

Kalau dengan cara mereka malah bikin banyak anak muda patah hati.


Curhatlah gue dengan salah seorang guru yang juga alumni SMK gue ini.

Beliau bilang, kalau kamu mau coba perbaiki sistem lanjut lah kuliah di STP dik.

Bapak yakin, karena kampus itu memiliki ikatan birokrasi yang kuat.

Insya Allah akan ada jalannya.

Tapi pak, saya sudah capek, sudah kecewa. Saya mau lanjut kuliah jurusan multimedia atau sejenisnya saja.


Kemudian beliau memberikan lagi wejangan,

"Sekarang kamu sudah punya bekal di multimedia.

Kalau kamu kuliah lagi di multimedia apa yang membuat kamu istimewa dari sekian banyak temanmu nanti?

Kalau kamu lanjut kuliah perikanan, tentu kamu akan jadi sosok yang spesial,

karena ga semua orang bisa dan mampu menguasai bidang multimedia secara otodidak seperti kamu." (Pak Adehari, 2013)


And then, things happen for a reason!


Setelah melalui banyak proses,

banyak keringat yang tumpah,

jatuh dan bangun.

Gue jadi guru sekarang :),

walaupun masih honor.

Insya Allah gue menjalaninya dengan sepenuh hati.


Jangan pernah takut untuk bermimpi, nyatanya walaupun gue takut memimpikan ini, kalau sudah garisnya pasti akan datang ke juga :).


Saturday, May 01, 2021

FUnnY

Suatu hari gue memutuskan untuk mengakhiri sebuah hubungan.

Dan hari ini gue menyesalinya, funny bukan?


Dalam suatu hubungan yang sudah begitu pekat

gue berfikir bagaimana kalau sudahi saja

awalnya memang dia yang bertanya, "apakah hubungan ini pantas untuk dilanjutkan?".

dimana kita lebih sering saling menyakiti dibanding membahagiakan?

ketika gue jawab iya, dia malah marah, kesal, bahkan menangis.


gue bingung, juga dalam tekanan keluarga

disini memang gue yang kurang laki

harusnya bisa mempertahankan

tapi gue pilih yang paling mudah, melepaskan

walaupun nyatanya sulit benar-benar sulit.


Persoalan ekonomi emang selalu jadi hal yang terus di-bolding

uang bukan segalanya, tapi segalanya butuh uang.


baru aja lulus kuliah dan belum mendapat pekerjaan yang jelas.

idealisme kanan-kiri yang buat gue makin pucat memikirkannya.

sebenarnya sudah ada beberapa perusahaan yang mampu gue menangi.

tapi sayang, bokap bilang gausah diambil.

masih lebih besar gaji pasukan oren.


yasudah, lontang-lantung cari perusahaan yang gajinya bisa lebih besar dari pasukan oren

sulit men...


akhirnya gue lanjut kuliah lagi dua kali 6 bulan,

jadi guru honor delapan bulan,

lanjut tenaga kontrak kementerian sepuluh bulan,

dan akhirnya sampai di titik gue lulus cpns.


Perjalanan yang tidak mudah,

semakin terbentuk diri gue,

hingga akhirnya.

percaya diri~


Percaya diri gue sudah pulih sekarang

tapi apakah kesempatan kesekian itu akan datang?

penyesalan kenapa sih selalu ada di belakang?

kalau saja antisipasi gue lebih cepat, mungkin kita sudah menang!

pemenang...


sudah terlambat untuk berharap kembali.

siapa juga yang mau menerima orang bodoh untuk kedua kali?.

monyet pun tidak mau haha, yakali.


you know the worst things of this all?

you are the best i have so far...

Friday, April 30, 2021

Suara elo jelek dik!


Nyokap bokap sedari dulu selalu mengajari gue untuk bisa tampil didepan khalayak.

Mulai dari yang paling sederhana mengambil challenge saat temen elu ultah.

Lomba karaoke komplek dalam perayaan 17 agustus.

Hingga Lomba adzan di komplek.


Bukan cuma dalam dunia tarik suara, nyokap bokap juga mendukung gue dalam hal apapun.

Saat gue ngelenong sewaktu duduk dibangku kelas 5 SD.

Ikut Marching band di SD.

hingga olahraga beladiri taekwondo.


See!

Mari kembali ke laptop.


Dewasa ini, gue sering banget nyanyi.

bisa dibilang hobi.

dan beberapa instrumen musik juga gue bisa.

gitar, keyboard dan drum.


Namun engga banyak temen gue yang bilang.

dik better elu diem deh wkwk.

atau anjir suara elu bagus! yak lebih bagus kalo diem.

sikap gue dalam menghadapi semua itu, idgaf man!.


Karena kalau ditarik mundur dari benang yang dulu gue pernah sempat berprestasi di dunia tarik suara.

Contohnya gue pernah menang lomba karaoke waktu gue umur 4 tahun.

juga gue pernah menang lomba adzan sekomplek waktu kelas 8 smp.

terlepas dari mungkin gue menang karena orang dalem atau lainnya.

seenggaknya gue punya bit yang selalu bikin percaya diri gue kuat.


Lomba Karaoke

Gue inget banget dulu gue nyanyi lagu dewa 19, larasati.

dan penonton waktu itu sing along saat gue tampil.

penguasaan panggung gue oke.

dan yak gue menyabet juara 3 pada saat itu.

ditahun berikutnya gue mencoba peruntungan yang sama.

namun nyokap menyarankan kalo gue untuk bawain lagu anak2.

gue nyanyi ayam hitam, tapi sayang disaat gue tampil gue sempet lupa lirik dan tiba-tiba blank

disaat itu juga gue melepas mic dan menyerahkan ke panitia.


Lomba Adzan

lomba ini gue ikuti tepatnya di tempat gue belajar baca kitab.

gue udah pesimis terhadap hasil akhir, karena temen-temen sebaya waktu itu cara baca kitab dan pelafalannya jauh diatas kertas dibanding gue.

but, show must go on.

dan yak, gue juara 1 pada saat itu.


Saat ini gue berprofesi sebagai guru

dengan karakter vocal gue yang berat dan sedikit serak.

ketika mengajar suara gue begitu menggelegar di dalam kelas.

namun, pernah satu kesempatan gue nyanyi dengan sambil bermain gitar.

ternyata respon dari banyak yg mendengar "suara gue khas, dan lembut".

katanya sih, beda banget saat gue lagi ngajar.


anyway

memang, konsistensi gue dalam ambil nada kadang suka labil.

dengan karaktek vocal yang bass malah sering maksa ambil nada tinggi.

mungkin karena banyak lagu yg gue denger dengan aliran musik keras.

fyi, gue jg pernah isi vocal untuk salah satu band metal punya temen gue.


memang sih, gue hobi banget musik, menyanyi.

walaupun kemampuan gue dalam bersuara tidak semampu jari-jari gue dalam memainkan musik.

tapi... yang harus selalu kita ingat adalah....

show must go on!

do what you love,

and love what you do.


Chill!

Wednesday, April 28, 2021

Prime Time untuk Menikah

Berdasarkan kajian biologis, pada usia 21 Tahun untuk wanita, dan 25 tahun untuk pria. organ reproduksinya memasuki fase ideal untuk mulai berkembang biak.

Kajian tersebut juga sejalan dengan kondisi emosional manusia dewasa, sudah cukup untuk bisa memulai kehidupan pernikahan.


Walaupun demikian, nyatanya banyak faktor x yang terkadang belum bisa mengamini dua kajian diatas.


Kita semua menyadari bahwa sosok manusia terbentuk berdasarkan lingkungan dan apa yg telah mereka jalani. Titik mulainya pun tentu berbeda, apalagi kalau bahas ekonomi, engga ada habisnya.


Dewasa ini, gue yang memang belum berani untuk berkomitmen serius dalam suatu hubungan juga memang masih memantapkan mental untuk dunia pernihakan nanti. Pandangan sotoy gw, yang juga mengaku berfikiran terbuka (open minded) pernikahan bukan sesuatu yg gue jadikan tujuan utama hidup, harus terjalani dalam waktu cepat. Maksudnya, gue tidak memasang target harus di umur sekian atau tahun berapa. Cuma yang pasti, memiliki keturunan selalu menjadi hal yang gue impikan.


Belum lama ini, gue sedang menghampiri rumah makan di bilangan jakarta selatan, kemudian gue bertemu dengan seseorang. Kemudian kami berbincang ringan dan menghabisi malam itu berdua. Walaupun kami tidak saling kenal secara pribadi, kampretnya gue kayaknya baper deh.

Yap, tidak kenal secara pribadi karena kami saling menggunakan nama alter pada saat itu. (salah satu rules yang selalu gue gunakan saat berkenalan dengan orang baru).


Dan sialnya, kami pun tidak bertukar kontak.


Ini bukan kali pertama buat gue, dan biasanya im doing fine. Gada baper sama sekali, tapi bertukar kontak. Nah si kampret ini, giliran ga tukeran kontak malah baper. Someone says to me, shit happen into you..


Kembali lagi ke persoalan pernikahan, dari filosofi sotoy gw ada 3 hal yang harus terpenuhi untuk terjadinya pernikahan. Pasangan, Ekonomi dan Mental. Urutannya bisa dibolak-balik, intinya ketiga hal itu ada.


Sekarang, ada hal yg membuat gue malas untuk pulang ke rumah nenek. Entah siapapun disana akan selalu bertanya kapan rencana untuk menikah. Kadang gue jawab dalam hati (gw belum cukup bandel untuk akhirnya memutuskan masuk ke dunia pernikahan). Gue ga maksa pembaca untuk setuju hal ini, karena ini pandangan gue.


Ya daripada gue belum puas bandel, malah berlanjut bandel setelah menikah. walaupun ada juga yg bilang, yaampun belum nikah aja udh begitu apalagi nanti pas saat menikah.


Metode lama ini gue rasa udh ga relevan deh, karena bandel yang seperti apa? You want to be player or cheater? gue lbh prefer player sih, karena memang blm meletakan komitmen pada satu hati ya gue merasa nyaman bisa kesana-sini. Beda hal ketika sudah berkomitmen kemudian bermain sana-sini. Dude! once u cheat arround you'll be cheat arround again and again.


Kurang asik nongkrong, atau bahkan udah sama sekali gabisa. Ini juga termasuk keresahan gue. Punya temen yg udah nikah jadi susah untuk ketemu, ya sebelum nikah emang udah ga asik sih orangnya. Tapi, bayangin deh. Disisi elo yg nongkrong abis orangnya, terus pas dapet bgt moment yg bikin elo jadi gabisa nongs. wah kacau sih. Ya walaupunn nih ya, ada juga yg tetep bisa nongkrong karena istri lo ngebolehin asal tetep tau prioritas. gokil ini ment, rispek buat istri2 yang begini. Hope my future wife like this.


Sedangkan udah mah ga boleh nongkrong, istri lu ada aja kegiatan diluar rumah. Arisan lah, reuni lah, ngumpul sama anak geng nya jaman sekolah atau kuliah. Men, i told u. Shit happens into you.


Nikah bukan buat balapan, karena kehidupan setelah menikah akan sangat panjang. Kalo elu gakuat? akan tergantikan. Sesimpel itu, makanya gue bener2 menyiapkan apa yg dibutuhkan untuk menghadapi fase kehidupan menikah ini. Seperti salah satu quote populer 'life isnt sprint, it's marathon'.


Tapi tapi tapi, dibalik itu semua. Gue rispek sama yang sudah berani menikah di usia prime. Apalagi under itu, katakanlah u-25 lah ya. Dan berhasil.


Selamat!

Wednesday, April 14, 2021

Tidak Perlu Jadi PNS untuk Korupsi

Bekerja sebagai PNS memang sudah menjadi momok bagi kalangan lama di Negeri ini. 
Sangat disayangkan memang, tapi apadaya.
Menjadi PNS pun rupanya sesuatu yang di idamkan oleh orang tua perempuan yang sedang mempersiapkan pernikahan anaknya. 
Jika ada pria yang melamar anaknya dan bersatus sebagai ASN mungkin jawaban kebersediannya akan diteriakkan secara lantang hingga mengalahi Pemimpin upacara di Istana.

Tulisan diatas hanyalah dongeng, jangan diambil hati.

Balik lagi ke persolan pekerjaaan. 
Toh sekarangpun banyak pekerjaan yang mungkin penghasilannya melebihi seorang ASN.
Pengusaha misalnya ?
Atau Pengusaha yang merangkap sebagai Pejabat / Wakil Rakyat ? 

Beberapa bumbu ini membawa gue, mengingat apa yang pernah terjadi semasa bangku SMK.
Di waktu itu gue sedang berdiskusi mau lanjut kuliah dimana, karena juga kebetulan pekan Ujian Nasional baru saja selesai.
Gue menekankan bahwa lebih memilih masuk ke IPB dibanding STP (2 pilihan yang sesuai dengan jurusan SMK gue, Perikanan).
Kenapa IPB? satu alasan karena gue gamau Jadi PNS. Yang gue pahami waktu itu adalah STP merupakan Perguruan Tinggi Kedinasan, dimana lulusannya "mungkin" akan langsung ditempatkan di Instansi-instansi terkait dan menjadi PNS.

Kenapa gue gamau jadi PNS? 
Sedangkan kedua orang tua gue sangat antusias mendengar anaknya berpeluang jadi PNS jika melanjutkan kuliah di STP. 
Gue takut untuk melakukan Korupsi. 
Ya, Takut. 
Sebab itu gue lebih memilih IPB.  
Setelah gue Kulik lagi, ternyata sekarang Kedinasan hanyalah status perguruan tinggi nya saja. Sudah tidak lagi Ikatan Dinas.  
Re : STP Sekolah Tinggi Perikanan Akhirnya STP kembali masuk dalam pilihan prioritas, dan nilai lebih dari STP adalah biaya pendidikan yang sangat terjangkau. 

Setelah melalui 4 tahun Kuliah + 1 Tahun Wirausaha + 1 Tahun Kuliah Profesi Guru + 1,5 Tahun Pengalaman Kerja di Sekolah dan Kementerian. 

Apa yang terjadi? Gue jadi PNS!

Hal yang paling pertama gue hindari semasa bangku SMK dulu malah kesampean ke gue. Apakah ini karma? 

Well, Sejalan dengan waktu yang telah berlalu (7,5 Tahun) sejak itu. Pemikiran gue pun terus berputar dan berubah. Mungkin juga sudah berkembang menuju pra-dewasa. Gue sekarang sadar, tidak harus menjadi PNS untuk Korupsi!

Pejabat diatas sana yang banyak tertangkap sebab kasus korupsi apakah beliau-beliau PNS? Banyaknya bukan!

Semua pekerjaan dalam profesi apapun bisa korupsi...

Waktu, Uang, Janji, dan lainnya. 

Hebatnya, setelah gue yakin akan hal itu. Malah gue dikasih jalan dan Jadi PNS! 

Sebuah hal yang justru gue hindari sejak Pendidikan Menengah Atas. 

Ya, gue percaya semua yang telah terjadi mempunyai alasannya masing-masing. Sebab itu jangan lupa untuk selalu bahagia dan berikan seterbaik yang elo punya. 

Chill!

Monday, April 05, 2021

Insomnia Katanya

Insomnia bukan hal baru di kalangan masyarakat.

Bahkan, tren insomnia pernah begitu melejiit pada masa kawula muda sekitar tahun 2009-2011.

Kerap kali menemukan cuit juga update di RU BBM pada kala itu, membuat diri gue gusar.

Yakali gabisa tidur malem, elunya aja yang gabisa atur waktu.


Hingga akhirnya terjadi pada diri gue...


Suatu malam, gue lagi kepengen aja minum kopi.

ya, walaupun sachetan haha.

Pas ke warung, ternyata ada produk kopi sachet baru, dan harganya miring.

Gue takis dong dua bungkus.

Awalnya kayaknya satu cukup nih, tapi ternyata gelas yang gue ambil lumayan besar.

sampe akhirnya mentrigger untuk nyeduh kedua bungkus itu bersamaan.


Gue minum kopi ini sambil ngegame.

Gue lihat jam sudah menunjukan pukul 11, gue beranjak untuk istirahat.

Tapi ternyata, shit happens to me....

Gue gabisa tidur dong!

Maksa meremin mata saampe jam 2 tak kunjung larut gue kedalam mimpi.


Akhirnya yang gue lakukan adalah ngulik soal-soal UN Matematika.

Selesai 2 paket soal berjumlah 40x2, sampe dengan matahari terbit.

Gilak!

Padahal paginya gue ada kelas pendalaman materi.

dan yak, pas kelas gue bego.

Ga fokus sama paparan guru gue, juga gemeteran.


Setelah hari itu, siklus tidur gue berantakan.

Sejenak gue berfikir, ternyata ini yang orang2 sering update insomnia?

Entah mau bangga atau sebaliknya, gue ada di vibes yang awalnya gue bacotin.

Emang yak, karma akan jatuh tepat pada waktunya.


To be continue....