Konsep cinta yang sangat gue setuju dicetuskan oleh dochi, yang kira-kira seperti ini.
"Cinta merupakan kasih, memberi. jadi jangan berharap menerima".
Dalam perjalanannya, cinta pasti diselimuti oleh pengorbanan. Maka, sangatlah bijak jika kamu tidak membeberkan berdarah-nya elo dalam perjuangan itu.
Cinta kadang tidak perlu diutarakan, karena gue sempet percaya. Bukan cinta jika diutarakan.
Cinta berbeda dengan sayang, kalau sayang masih ada tawar-menawar di dalamnya. Aduh pengen beli sepatu, tapi sayang ah yg lama juga masih bisa dipake. Sayang, terdapat transaksi di dalamnya. Jika cinta? Ikhlas dalam memberi, tanpa berharap kembali.
Kemudian dalam pernikahan apakah cinta dibutuhkan? Jelas iya, namun ada suatu hal yang jauh diatas cinta dalam mempertahankan kehidupan setelah menikah. "Nyaman".
Cinta bisa naik turun, berfluktuasi. Kerap juga dipengaruhi oleh endorfin, dopamine, mungkin juga kafein di dalam tubuh. Sementara rasa nyaman bisa dipertahankan dengan perlakuan-perlakuan elo terhadap pasangan.
Selalu membuat nyaman pasangan elo, akan menjamin cinta itu terjaga di dalamnya.
Kalau cinta adalah Visi, maka Nyaman adalah Misi.
Anggap saja konsep cinta yang kita bicarakan ini sudah sama. Give and not hope to get it back.
Fase tersulit dalam mencinta adalah harus merelakan ia pergi. Bersama orang lain atau yang terpahit pergi seutuhnya dari bumi ini. Melihat ia bahagia disana merupakan hakikat kebahagiaan dari mencinta.
Sedih pasti, berlarut? Kurang tau deh, sebab kemampuan bertahan tiap orang atas serangan-serangan hal tak terduga itu berbeda.
Tapi, ketika sudah betul memahami konsep cinta dalam berita acara ini harusnya kita sudah siap atas segala kemungkinan yang terjadi, bahkan yang terburuk.
Paras, Lekuk badan akan termakan seiring jalannya waktu. Hidung mancung, pipi kencang, dagu tegas akan mengendur. Lekuk badan bak gitar spanyol pun akan mengembang layaknya bas betot nan bulat.
Bukan karena ini, jika cinta didasari ini jangka kadaluarsanya tidak butuh waktu yang lama.
Memiliki kesukaan yang sama, musik, buku, makanan. Pada dasarnya manusia merupakan makhluk yang cepat bosan, satu-dua hal yang sama dimiliki mungkin hanya kebetulan. Lagipula ilmu cocokologi memang sangat kontras, apalagi di masa pendekatan. Seakan semua cocok aja gitu.
Paras Wajah, lekuk badan, memiliki kesukaan yang sama tidak lagi menjadi trigger dalam mencari pasangan buat gue, sudah basi hal-hal itu. Isi kepala yang ternyata jauh luar biasa dari hal-hal sebelumnya membuat gue orgasme lebih sangar, lebih lama dan liar.
Jika suatu saat nanti dipertemukan dengan sosok dengan isi kepala yang luar biasa nan seksi, tentu dan pasti gue akan menjaganya. Lalu bagaimana dengan konsep cinta yang sudah gue tulis panjang kali lebar dalam berita acara ini? yaa tentu akan juga gue terapkan. Jika ternyata kembali lagi bukan dia orangnya, anggap saja ada orang lain yang berjuang, berdoa, dan memiliki aliran cinta lebih deras dari yang gue punya.
Menarik... Jika cinta hanya untuk memberi tanpa berharap untuk dihitung agar kembali. Maka jadikanlah cinta itu candu, agar saat kita berhenti memberi justru kita akan merasa sakit. Nice boy
ReplyDelete