Malem ini keren banget, adek gue baru aja jadi jagoan. Jadi, gue lagi asik ngerjain revisian skripsi di rumah. Tiba-tiba ada suara ketokan pintu, dan gak lama pintunya dibuka dari arah luar. Yap, si ajeng yang masuk rumah. Doi masuk rumah sambil nanya "mas ada ayah ga?" "engga ada jeng, emang kenapa" dengan nada suara yang sedikit bercanda. Dengan suara sambil nafas yang tersendu"ih mas, ajeng serius. ajeng abis nabrak mobil". "serius jeng? kok bisa. Mila yang nabrak?" "engga mas, ajeng yang bawa... maaf yaa".
Kronologisnya gini, adek gue emang belom punya sim. Walaupun umurnya udah cukup sih kalo mau buat sim.
Dia lagi beli kado buat temennya, mengendarai sebuah motor Honda Beat Hitam. Dari arah jalan cemara menuju jalan johar dengan kecepatan 30km/Jam. Lalu 12 Meter setelah per-empatan terparkir sebuah mobil Toyota Avanza Hitam dengan Plat Nomor B 1622 UIG. Dan yak, adek gue menabrak mobil tersebut. Mobil dengan balutan cat hitam ini, terparkir di jalan. Dengan penerangan jalan yang minim gue rasa masuk akal juga kalau mobil ini gak kelihatan. Mobil ini mengalami lecet di bagian bumper belakang sebelah kanan, serta kaca luar lampu sen sebelah kanan yang pecah. Pecahan tersebut tidak terlalu besar, membentuk lingkaran dengan diameter sekitar 10cm.
Sang pemilik mobil mengaku bahwa dirinya adalah dokter gigi, dan mempunyai klinik di jalan kramat jaya.
Gue mengakui betul bahwa adik gue salah. Tapi apakah dibenarkan Mobil diparkir di pinggir jalan raya?. Sedangkan disitu tidak tertera rambu diperbolehkan parkir. Ditambah lagi penerangan jalan yang tidak memadai. Sudah resiko apabila terjadi apa-apa di jalan apabila menerobos aturan tersebut.
Dengan nada emosi gue sampaikan kalimat ini ke pemilik mobil "iya bu, saya tau mobil ibu diem. emang ngapain mobil ibu diem. Parkir? disini bukan tempat parkir bu, ini jalan umum, ibu parkir saja sudah mengurangi 40% dari ruas jalan. Ini juga dapat mengganggu aktivitas umum" tapi ibu itu menjawab dengan mudahnya "ya, saya kan sedang makan bakso dengan anak2 saya. Orang2 disini juga banyak yang parkir di pinggir jalan".
Gue ulangin sekali lagi, Sang pemilik mobil mengaku bahwa dirinya adalah dokter gigi. Dengan orang yang memiliki background pendidikan seperti itu gue rasa terlalu dangkal apabila dia mengakatan jawaban ini "ya, saya kan sedang makan bakso dengan anak2 saya. Orang2 disini juga banyak yang parkir di pinggir jalan".
Lalu ibu tersebut beralih bahwa asuransi mobilnya baru saja habis. Awalnya ibu itu tidak tau mau meminta nilai ganti rugi berapa banyak. Tapi di akhir percakapan ibu yang mengaku dokter gigi tersebut meminta nominal sebesar 500 Ribu - 1 Jt Rupiah. Hebat ya..
ps: Sayangnya gue lupa untuk mengambil gambar bagian mobil yang lecet.
Dia lagi beli kado buat temennya, mengendarai sebuah motor Honda Beat Hitam. Dari arah jalan cemara menuju jalan johar dengan kecepatan 30km/Jam. Lalu 12 Meter setelah per-empatan terparkir sebuah mobil Toyota Avanza Hitam dengan Plat Nomor B 1622 UIG. Dan yak, adek gue menabrak mobil tersebut. Mobil dengan balutan cat hitam ini, terparkir di jalan. Dengan penerangan jalan yang minim gue rasa masuk akal juga kalau mobil ini gak kelihatan. Mobil ini mengalami lecet di bagian bumper belakang sebelah kanan, serta kaca luar lampu sen sebelah kanan yang pecah. Pecahan tersebut tidak terlalu besar, membentuk lingkaran dengan diameter sekitar 10cm.
Sang pemilik mobil mengaku bahwa dirinya adalah dokter gigi, dan mempunyai klinik di jalan kramat jaya.
Gue mengakui betul bahwa adik gue salah. Tapi apakah dibenarkan Mobil diparkir di pinggir jalan raya?. Sedangkan disitu tidak tertera rambu diperbolehkan parkir. Ditambah lagi penerangan jalan yang tidak memadai. Sudah resiko apabila terjadi apa-apa di jalan apabila menerobos aturan tersebut.
Dengan nada emosi gue sampaikan kalimat ini ke pemilik mobil "iya bu, saya tau mobil ibu diem. emang ngapain mobil ibu diem. Parkir? disini bukan tempat parkir bu, ini jalan umum, ibu parkir saja sudah mengurangi 40% dari ruas jalan. Ini juga dapat mengganggu aktivitas umum" tapi ibu itu menjawab dengan mudahnya "ya, saya kan sedang makan bakso dengan anak2 saya. Orang2 disini juga banyak yang parkir di pinggir jalan".
Gue ulangin sekali lagi, Sang pemilik mobil mengaku bahwa dirinya adalah dokter gigi. Dengan orang yang memiliki background pendidikan seperti itu gue rasa terlalu dangkal apabila dia mengakatan jawaban ini "ya, saya kan sedang makan bakso dengan anak2 saya. Orang2 disini juga banyak yang parkir di pinggir jalan".
Lalu ibu tersebut beralih bahwa asuransi mobilnya baru saja habis. Awalnya ibu itu tidak tau mau meminta nilai ganti rugi berapa banyak. Tapi di akhir percakapan ibu yang mengaku dokter gigi tersebut meminta nominal sebesar 500 Ribu - 1 Jt Rupiah. Hebat ya..
ps: Sayangnya gue lupa untuk mengambil gambar bagian mobil yang lecet.
No comments:
Post a Comment